Layanan Pajak Versus COVID-19


Virus corona COVID-19 kini menjadi wabah yang serius dan ditakuti banyak orang di seluruh dunia. Virus tersebut saat ini sudah masuk Indonesia dan ratusan orang telah positif corona. Menurut World Health Organization (WHO), COVID-19 ini menular melalui orang yang telah terinfeksi virus corona. Virus Corona dapat menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Virus ini juga dapat menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh seseorang ketika berdekatan dengan orang atau pasien yang terinfeksi corona.
            Melihat penyebaran virus yang demikian, pemerintah mengambil beberapa keputusan untuk menangani virus corona. Salah satunya adalah memberlakukan Work From Home (WFH) bagi beberapa instansi pemerintah. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi salah satu instansi yang memberlakukan WFH. DJP untuk sementara waktu meniadakan pelayanan yang membutuhkan tatap muka langsung mulai tanggal 16 Maret hingga 5 April 2020, seperti Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), Help Desk, sosialisasi, penyuluhan langsung, dan kegiatan lainnya yang memerlukan tatap muka. Sebagai penggantinya layanan perpajakan dialihkan secara online.
            Akan tetapi pelayanan secara online tersebut justru menyulitkan masyarakat yang berada di daerah-daerah tertentu yang kurang akses jaringan internet dan juga masyarakat yang kurang menguasai IPTEK. Hal tersebut tentu menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi pegawai DJP untuk memberikan pemahaman dan petunjuk kepada masyarakat atau Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara online atau tanpa tatap muka.
            Seperti pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dialihkan secara online tentu menyulitkan sebagian masyarakat yang membutuhkan segera untuk keperluan melamar kerja, pencairan dana, permohonan izin usaha, pembukaan rekening, atau kredit. Maka koordinasi dengan instansi lain atau dengan BANK perlu juga dilakukan.
            Sama halnya dengan pendaftaran NPWP, laporan SPT Tahunan dan SPT Masa juga mengalami hambatan. Sebenarnya DJP telah memfasilitasi laporan SPT secara online juga. Namun demikian juga sebagian masyarakat masih kesulitan untuk melapor SPT secara online. Seperti permohonan efin yang pengiriman berkas persyaratannya melalui e-mail, registrasi akun, hingga cara pelaporannya. Tidak jauh berbeda dengan SPT Tahunan, SPT Masa juga demikian. Seperti SPT Masa PPN Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang wajib dilapor tiap bulan. Bagi PKP baru yang pertama kali membuat e-faktur dan SPT Masa PPN barangkali masih belum menguasai tata caranya dan masih membutuhkan bimbingan atau konsultasi.
            Sebenarnya sudah banyak tutorial-tutorial untuk melakukan kegiatan-kegiatan kewajiban perpajakan tersebut. Salah satu cara sederhana untuk memberikan bantuan kepada Wajib Pajak adalah membagikan link-link yang berisi tutorial tersebut. Memang secara garis besar kebijakan meniadakan layanan tatap muka langsung menyulitkan masyarakat untuk melakukan kewajiban perpajakannya. Tetapi Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini berupaya menekan penyebaran virus corona melalui kerumunan dan tatap muka banyak orang di pelayanan kantor pajak. Kesehatan dan keselamatan masyarakat lebih diutamakan. Selain itu juga DJP telah memberikan kebijaksanaan untuk laporan SPT Tahunan Orang Pribadi yang sebenarnya paling lambat tanggal 31 Maret menjadi 30 April.

Peran Generasi Milenial


Peran Generasi Milenial dalam Meningkatkan Eksistensi Indonesia di Mata Dunia dalam Keberagaman

                Indonesia memiliki lambang negara yang berupa Burung Garuda dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Makna dari semboyan bangsa Indonesia tersebut adalah meskipun berbeda-beda, namun tetap satu. Makna tersebut sangat dalam bagi keadaan bangsa Indonesia sendiri yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, ras, bahasa daerah, adat istiadat, dan kebudayaan. Meski terdiri dari berbagai perbedaan, namun bangsa Indonesia tetap satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Hal ini tentu bukan merupakan perkara yang mudah bagi rakyat Indonesia untuk menjaga dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
                Keberagaman yang dimiliki Indonesia menjadi keuntungan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Salah satunya adalah dapat meningkatkan eksistensi Indonesia di mata internasional. Dengan kekayaan itulah Indonesia akan menjadi salah satu negara bahkan yang paling dipandang negara-negara lain karena keunikannya itu. Saat ini saja, banyak warga negara asing yang berada di Indonesia untuk belajar kesenian dan kebudayaan Indonesia. Banyak juga mahasiswa mancanegara yang mengenyam pendidikan di Indonesia hanya untuk mempelajari dan berlatih seni seperti: wayang, karawitan, tari tradisional, campursari, dan masih banyak lagi. Hal itu tentu membuat bangga kita sebagai bangsa Indonesia akan kekayaan bangsa. Namun tidak mudah bagi bangsa Indonesia sendiri untuk memanfaatkan peluang tersebut. Selain harus tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan, di sisi lain juga harus mengeksploitasi budaya dari masing-masing daerah di seluruh Nusantara untuk ditunjukkan kepada masyarakat global. Dan juga bangsa Indonesia juga harus mempertahankan kekayaan tersebut jangan sampai diklaim oleh bangsa lain. Ini menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi bangsa Indonesia.
                Para pemuda bangsa yang sering kita sebut dengan generasi milenial saat ini, adalah pihak yang paling bisa diandalkan untuk hal itu. Dengan adanya teknologi yang sedang berkembang pesat di era modern ini, generasi milenial harus mampu memanfaatkannya. Selain penguasaan teknologi, pengetahuan akan budaya dan adat istiadat sangat perlu untuk dimiliki para generasi muda saat ini. Para pemuda bangsa harus sudah mempelajari teknologi sejak dari sekolah dasar sehingga dapat menguasai dengan baik dan secara positif di masa yang akan datang. Di sini juga peran pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia sangat penting. Selain pemerintah, para generasi muda juga harus peduli dengan pendidikan di Indonesia agar seluruh anak negeri dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Para pemuda harus tampil sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat terutama masyarakat pedesaan agar pendidikan yang berkualitas dapat masuk ke daerah dengan baik. Apabila hal demikian sudah berhasil, maka dengan mudah para pemuda lainnya dan masyarakat secara umum untuk bisa menguasai teknologi agar bisa berkembang untuk kemajuan bangsa. Selain teknologi, pengetahuan akan berbagai kebudayaan dan adat istiadat sangat perlu.
                Berbekal kemampuan penggunaan teknologi yang mumpuni, diharapkan generasi muda atau generasi milenial dapat mengeksplor budaya daerah dalam bentuk visualisasi agar menarik perhatian dunia tanpa diklaim oleh negara lain. Dengan memasang semacam branding beratasnamakan Indonesia pada kebudayaan atau kesenian yang ditunjukkan tersebut, tentu dapat mengokohkan eksistensi bangsa Indonesia di mata internasional dan mempertahankan kekayaan budaya yang dimiliki negara kita. Para pemuda juga dapat membuat produk yang memanfaatkan media elektronik dalam rangka memperkenalkan kebudayaan atau kesenian daerah dari seluruh pelosok Nusantara. Seperti aplikasi yang dapat digunakan untuk mempelajari tentang berbagai kebudayaan daerah. Tujuan utama aplikasi tersebut adalah untuk mengenalkan berbagai kekayaan budaya bangsa kepada anak-anak dan dibuat secara menarik. Dengan demikian anak-anak dapat mengenali dan mempelajari kesenian yang diminati seperti tari-tarian tradisional atau musik daerah sejak dini. Hal itu akan secara langsung maupun tidak langsung menanamkan rasa cinta kepada kekayaan budaya Indonesia pada diri anak. Selain itu juga dapat meningkatkan rasa cinta kepada tanah air dan mendorong untuk selalu mempertahankan keutuhan bangsa dengan menjaga dan melestarikan kesenian daerah.
                Penanaman pengetahuan tentang kesenian daerah kepada anak-anak tersebut adalah tanggung jawab semua warga negara terutama generasi muda yang telah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagai pemikul tanggung jawab atas masa depan bangsa Indonesia. Jadi generasi milenial harus mampu mengembangkan segala pengetahuannya tentang kebudayaan dan teknologi untuk diberikan kepada anak-anak dan masyarakat luas. Apabila seluruh warga negara telah memiliki pengetahuan tentang berbagai kebudayaan daerah, maka kebudayaan atau kesenian tersebut akan terjaga untuk saat ini. Dan jika anak-anak dan para pemuda juga telah mengetahui dan mencintainya sejak dini, maka dengan mudah kebudayaan itu akan terlestarikan saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan begitu bangsa Indonesia tidak akan merasa khawatir kesenian daerah Indonesia akan diklaim bangsa lain.
                Selain dengan memanfaatkan peran teknologi di era digital ini, kreativitas dalam hal yang lainnya juga harus dilakukan oleh generasi muda. Generasi milenial ini harus mampu mengemas kesenian daerah menjadi semenarik mungkin agar digemari oleh masyarakat modern di zaman ini. Ini tentu bukan perkara yang mudah. Kita tahu bahwa kebudayaan atau kesenian daerah bersifat tradisional dan bisa dikatakan tidak fleksibel jika tidak akan perubahan. Tugas para pemuda adalah membuat kesenian daerah dapat disebut fleksibel dan dinamis seiring perkembangan zaman dan teknologi. Generasi milenial harus bisa mengemas kesenian tradisional menjadi wujud yang menarik dan mampu beradaptasi di tengah masyarakat global sehingga dapat membuat para pemuda lainnya tertarik. Membuat kolaborasi antara kesenian tradisional atau daerah dengan kesenian yang kekinian dapat menjadi salah satu opsinya. Misalnya mengolaborasikan tari tradisional dengan tarian modern tanpa menghilangkan ciri khas atau karakter tari tradisional tersebut. Bisa juga mengemas pagelaran wayang kulit dengan seni siluet yang sedang digemari saat ini. Atau bahkan membuat pertunjukan ketoprak, wayang kulit, ludruk, lenong, atau seni drama tradisional lainnya dengan tata panggung dan pencahayaan yang modern sehingga mampu menarik perhatian semua kalangan. Selain itu, seni musik tradisional juga berpotensi untuk dikemas menjadi suatu pertunjukan yang luar biasa. Dengan mengolaborasikan alat musik tradisional dengan alat musik modern, atau menyanyikan lagu modern dengan iringan musik tradisional. Bisa juga memadukan semua komponen musik tradisional dengan musik modern tanpa menghilangkan kekhasan dari musik tradisional. Generasi milenial sangat dituntut untuk dapat berpikir kreatif dan berani menciptakan sesuatu yang baru dalam rangka mempertahankan eksistensi kesenian daerah.

Cerpen Singkat Tema Reformasi


Ampera
(W. J. Laksono)


            Suasana kalut masih terasa di tempat ini. Di sini, tempat dimana semua orang mencari keindahan dan ketenangan lahir batinnya. Desir debu di sepanjang jalanan ini melukiskan berondong peluru yang menembus kulit pemuda kala itu. Tubuh yang berjiwa besar itu roboh karena tak kuasa menampung timah panas dalam tubuhnya.
            Dia adalah temanku. Teman yang sangat baik dan sangat cerdas akan segala keadaan. Bahkan segala yang dia pahami aku belum tentu mengerti. Ketika ibuku sakit pun, dia tanggap akan keadaan ini. Padahal aku saja kurang mengerti mengenai penyakit yang diderita ibuku. Dia seperti penulis naskah drama yang aku perankan. Aku merasa selalu di bawah pengaruhnya. Tapi aku nyaman dan merasa aman karena dia hebat bagiku.
            Kriiiinngg… Telepon kamarku berdering. Suaranya menggema di sudut-sudut dinding kamar. Aku yakin ini telepon dari temanku itu. Temanku yang paling baik dan penuh vitalitas. Tanpa berpikir panjang, aku segera mengangkat telepon sebelum aku kehilangan pesan darinya.
            “Dit, sekarang ibumu sedang sakit,” katanya.
            “Kau tahu dari mana?” tanyaku heran.
            “Aku merasakannya, Dit. Kau tahu? Ibumu sudah seperti ibuku sendiri. Karena kita sudah lama hidup bersama di sini. Harusnya kau juga merasakan hal itu,” jelasnya.
            “Kalau begitu, kau tahu penyakit ibuku?”
            “Tentu. Ibumu yang juga ibuku itu sakit karena sering menangis memikirkanmu. Dia khawatir dengan masa depanmu.”
***

            Aku yang kurang paham dengan keadaan yang kualami saat ini pun hanya bisa mengangguk mempercayainya. Kalaupun aku tahu obat yang mujarab untuk kesembuhan ibuku itu, aku pasti akan membelinya berapapun harganya. Meski aku harus berpuasa selama tiga dekade.
            Kesibukan yang menyelimuti para orang tua tak terkecuali ayahku mampu mengalahkan segalanya. Ketika harta mampu menggantikan peran hati dan cinta. Jika dilogika, memang dengan uang kita bisa merasakan kesenangan karena kita dapat membeli apapun yang kita inginkan. Namun realitanya, karena uang ibuku menderita sakit keras. Dan bagiku itu adalah sesuatu yang sangat menyiksaku. Aku ingin suatu saat nanti aku pulang ke pangkuan ibu disambut dengan senyuman bukan dengan kemarahan ibu karena sakit yang tak kunjung sembuh.
            Aku pun pergi ke taman untuk menemui temanku itu dan ingin menceritakan semua yang aku rasakan saat ini kepadanya. Tapi sekarang, saat aku mendatanginya dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bahkan ketika aku berbicara panjang lebar di depannya, dia malah tertidur pulas. Dia seakan tak ingin mengetahui lagi segalanya dan memilih untuk bahagia dengan dunianya saat ini.
            Aku teringat saat dia dulu sering mengajakku untuk berolahraga setiap pagi. Dia selalu menunjukkan semangatnya kepadaku. Dia selalu merangkul banyak teman untuk maju bersamanya. Aku adalah salah satu teman yang sangat dekat dan paling memahami dia. Dia sudah seperti saudara seibu denganku. Dia pun tahu obat untuk kesembuhan ibuku. Tapi obat itu ternyata susah didapatkan. Meski para orang kaya di seluruh negeri ini berpatungan untuk membeli obat itu, tapi tetap saja obat itu susah diperoleh. Tidak hanya harganya yang sangat mahal, tetapi juga tempat untuk menemukan obat itu sangatlah jauh.
            “Lalu bagaimana dengan ibu? Apa ibu masih bisa disembuhkan?” tanyakan dengan penuh kekhawatiran.
            “Tenang. Ibu pasti akan sehat kembali.”
            “Kapan itu akan terjadi, Rif?”
            “Entah, aku juga belum tahu pastinya. Bahkan sampai aku melaksanakan tugasku yang terakhir saja belum tentu,” jelas temanku yang serba tahu itu.
            “Apa maksudmu?”
            “Sudah, yang penting kamu berdoa saja untuk ibu.”
            Lagi-lagi aku menuruti perkataannya. Dia memang paling bisa memengaruhi pikiranku. Karena itulah aku sangat mengaguminya.
***

            Hingga suatu hari aku dan dia bersama dengan teman-temanku yang lain pergi untuk mencarikan obat ibuku. Ketika aku dan teman-temanku berjalan bersama, tak sengaja aku menyerempet sebuah gerobak milik pedagang kaki lima.
            “Maaf pak, saya tidak sengaja,” kataku meminta maaf sambil memegang tangan pria paruh baya itu.
            “Iya, ndak apa-apa Nak. Kalian mau kemana sepertinya terburu-buru?”
            “Kami ingin mencari obat untuk ibu saya, Pak.”
            “Obat? Ibunya sakit apa?”
            “Saya juga kurang tahu tentang penyakit ibu saya, Pak. Yang penting kami harus dapat obatnya sebelum terlambat.”
            “Ya sudah, kalau begitu Bapak bantu cari, ya. Sebentar Bapak panggil teman-teman Bapak dulu untuk ikut membantu,” kata bapak-bapak itu sambil berlari mencari teman-temannya. Setelah semua teman-temanku dan teman-teman dari pedagang kaki lima itu berkumpul, kami melanjutkan untuk mencari obat ibu. Tak disangka, ternyata tidak hanya para pedagang yang peduli denganku. Banyak warga sekitar daerah itu yang ikut membantuku untuk mencarikan obat ibu.
            “Dit, sepertinya ini adalah tugas terakhirku,” kata Arif secara tiba-tiba.
            Hah? Kamu sudah malas melanjutkan ini semua?”
            “Aku sudah puas dengan semua ini, Dit. Bahkan aku sudah merasa cukup dengan apa yang aku lakukan selama ini bersamamu. Kau lihat sendiri kan? Bahkan semua orang peduli denganmu dan ingin membantumu.”
            “Apa maksudmu?”
            “Sudah. Yang penting nanti ibumu sembuh dan sehat lagi.”
            Bersama dengan suara musik tambur berbahan timah yang menggetarkan dada kami semua, dia berjalan menyeberangi Jembatan Ampera. Terus kupandang tubuh kekarnya itu. Dia pun terjatuh dan tenggelam di tengah perjalanannya.
*selesai*